sumber : detik.com
Jakarta, Memiliki orangtua dengan seabrek kesibukan
tentu tak bagus untuk perkembangan mental anak, apalagi jika mereka
cenderung menyerahkan tugas mengasuh anak kepada kakek-nenek atau
babysitter. Bahkan menurut studi baru, anak yang kurang kasih sayang
akan mengalami gangguan kesehatan seumur hidup.
Tanpa disadari, banyak orang tua yang bertindak seperti ini, yaitu jarang menghabiskan waktu dengan anak-anaknya sehingga si anak merasa ditelantarkan serta kurang perhatian dan kasih sayang. Nyatanya ini bukanlah hal sepele, seperti yang selama ini dipahami para orang tua, karena ternyata dapat membebani kondisi fisik dan mental si anak untuk seumur hidupnya.
Studi terbaru dari UCLA ini pun menemukan hubungan biologis yang kuat antara pengalaman hidup yang negatif di tahun-tahun pertama si anak dengan kesehatan fisiknya, salah satu di antaranya menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular pada anak ketika beranjak dewasa.
"Jika seorang anak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berlebih dari orangtuanya, mereka cenderung terlindung dari risiko biologis terhadap gangguan kesehatan tertentu saat dewasa akibat kekerasan itu dibandingkan anak-anak yang tidak dicintai orang tuanya," tandas ketua tim peneliti Judith E. Carroll dari Cousins Center for Psychoneuroimmunology, UCLA seperti dilansir Daily Mail, Selasa (8/10/2013).
Peneliti telah membuktikannya dengan mempelajari 756 orang dewasa yang ambil bagian dalam sebuah studi bertajuk Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA).
Pertama, peneliti mengukur 18 penanda biologis risiko kesehatan pada partisipan, di antaranya tekanan darah, detak jantung, kadar hormon stres (kortisol), kolesterol, lingkar pinggang, peradangan, dan kadar gula darah, termasuk mengecek jika para partisipan memiliki risiko biologis yang lebih tinggi terhadap penyakit tertentu.
Untuk menentukan tingkat stres partisipan ketika masih kanak-kanak, peneliti juga memanfaatkan sebuah skala pelaporan mandiri yang disebut dengan Risky Families Questionnaire.
Ternyata setelah dianalisis, peneliti menemukan kaitan yang signifikan antara kekerasan dan penelantaran yang dialami partisipan ketika masih kanak-kanak dan risiko kesehatan multisistem yang mereka alami. Namun partisipan yang melaporkan tingginya kehangatan dan kasih sayang yang diberikan orangtuanya terbukti mempunyai risiko kesehatan multisistem yang jauh lebih rendah dari semuanya.
Sebaliknya partisipan yang melaporkan adanya penelantaran dan kurangnya cinta maupun kasih sayang yang diberikan orangtua, termasuk tingginya tingkat kekerasan yang dirasakan partisipan saat masih kanak-kanak diketahui mempunyai risiko kesehatan multisistem yang paling tinggi saat sudah dewasa.
Meski analisis temuan ini dianggap kurang akurat karena tidak memperhitungkan faktor lain yang mempengaruhi sistem regulasi tubuh seperti gizi rendah atau polusi yang ada di lingkungan, setidaknya peneliti sepakat jika kehangatan dan kasih sayang yang diberikan orangtua dapat melindungi seorang anak dari efek berbahaya stres di masa kecil.
"Apalagi jika kita melakukan intervensi dini, dengan mendidik dan melatih para orangtua, guru, dan pihak lain yang kerap terlibat dengan anak-anak, agar dapat menyediakan lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang bagi anak-anak, mungkin kita bisa meningkatkan kondisi kesehatan jangka panjang pada anak-anak itu," tutup Caroll.
Tanpa disadari, banyak orang tua yang bertindak seperti ini, yaitu jarang menghabiskan waktu dengan anak-anaknya sehingga si anak merasa ditelantarkan serta kurang perhatian dan kasih sayang. Nyatanya ini bukanlah hal sepele, seperti yang selama ini dipahami para orang tua, karena ternyata dapat membebani kondisi fisik dan mental si anak untuk seumur hidupnya.
Studi terbaru dari UCLA ini pun menemukan hubungan biologis yang kuat antara pengalaman hidup yang negatif di tahun-tahun pertama si anak dengan kesehatan fisiknya, salah satu di antaranya menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular pada anak ketika beranjak dewasa.
"Jika seorang anak mendapatkan cinta dan kasih sayang yang berlebih dari orangtuanya, mereka cenderung terlindung dari risiko biologis terhadap gangguan kesehatan tertentu saat dewasa akibat kekerasan itu dibandingkan anak-anak yang tidak dicintai orang tuanya," tandas ketua tim peneliti Judith E. Carroll dari Cousins Center for Psychoneuroimmunology, UCLA seperti dilansir Daily Mail, Selasa (8/10/2013).
Peneliti telah membuktikannya dengan mempelajari 756 orang dewasa yang ambil bagian dalam sebuah studi bertajuk Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA).
Pertama, peneliti mengukur 18 penanda biologis risiko kesehatan pada partisipan, di antaranya tekanan darah, detak jantung, kadar hormon stres (kortisol), kolesterol, lingkar pinggang, peradangan, dan kadar gula darah, termasuk mengecek jika para partisipan memiliki risiko biologis yang lebih tinggi terhadap penyakit tertentu.
Untuk menentukan tingkat stres partisipan ketika masih kanak-kanak, peneliti juga memanfaatkan sebuah skala pelaporan mandiri yang disebut dengan Risky Families Questionnaire.
Ternyata setelah dianalisis, peneliti menemukan kaitan yang signifikan antara kekerasan dan penelantaran yang dialami partisipan ketika masih kanak-kanak dan risiko kesehatan multisistem yang mereka alami. Namun partisipan yang melaporkan tingginya kehangatan dan kasih sayang yang diberikan orangtuanya terbukti mempunyai risiko kesehatan multisistem yang jauh lebih rendah dari semuanya.
Sebaliknya partisipan yang melaporkan adanya penelantaran dan kurangnya cinta maupun kasih sayang yang diberikan orangtua, termasuk tingginya tingkat kekerasan yang dirasakan partisipan saat masih kanak-kanak diketahui mempunyai risiko kesehatan multisistem yang paling tinggi saat sudah dewasa.
Meski analisis temuan ini dianggap kurang akurat karena tidak memperhitungkan faktor lain yang mempengaruhi sistem regulasi tubuh seperti gizi rendah atau polusi yang ada di lingkungan, setidaknya peneliti sepakat jika kehangatan dan kasih sayang yang diberikan orangtua dapat melindungi seorang anak dari efek berbahaya stres di masa kecil.
"Apalagi jika kita melakukan intervensi dini, dengan mendidik dan melatih para orangtua, guru, dan pihak lain yang kerap terlibat dengan anak-anak, agar dapat menyediakan lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang bagi anak-anak, mungkin kita bisa meningkatkan kondisi kesehatan jangka panjang pada anak-anak itu," tutup Caroll.
ConversionConversion EmoticonEmoticon