Toba, Tambora, Krakatau
Sejarah mencatat, sejumlah letusan gunung api kolosal dunia terjadi di Indonesia. Yang terbesar -- dalam kurun waktu dua juta tahun usia Bumi -- terjadi pada 74.000 tahun lalu: Gunung Toba.
Amukan Toba menyisakan kawah seluas 50 kilometer, yang kini menjadi Danau Toba.
Kala meletus, Gunung Toba memuntahkan 2.500 kilometer kubik lava. Setara dua kali volume Gunung Everest. Erupsinya 5.000 kali lebih mengerikan dari letusan Gunung St. Helens pada 1980 di Amerika Serikat.
Awan abu vulkanik dan asam sulfat menyembur ke atmosfer, terjebak di lapisan stratosfer bumi, dari sana ia menyebar ke seluruh dunia, di belahan bumi utara dan selatan. Lalu turun ke bumi dalam bentuk hujan asam. Toba menjadi bencana global , menciptakan enam tahun musim dingin vulkanik.
Pada 10 April 1815, Gunung Tambora di Sumbawa meletus dahsyat. Terbesar dalam sejarah. Getarannya mengguncangkan Bumi hingga jarak ratusan mil. Jutaan ton abu dan debu muncrat ke angkasa.
Akibatnya sungguh dahsyat, tak hanya kehancuran dan kematian massal yang terjadi wilayah Hindia Belanda, efeknya bahkan mengubah iklim dunia. Petaka dirasakan di Eropa dan Amerika Utara. Tahun 1816 dijuluki 'The Year without Summer', tak ada musim panas di tahun itu.
Letusan Tambora juga mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti selama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
Kemudian, pada Senin, 27 Agustus 1883, tepat pukul 10.20, giliran Krakatau meletus dahsyat. Kekuatannya setara 150 megaton TNT, lebih 10.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Letusan Krakatau melenyapkan pulau dan memicu dua tsunami, dengan tinggi 40 meter, menewaskan lebih dari 35 ribu orang. Itu versi resmi.
Sejumlah laporan menyebut, korban mencapai 120 ribu. Kerangka-kerangka manusia ditemukan mengambang di Samudera Hindia hingga pantai timur Afrika sampai satu tahun setelah letusan.
Suara ledakan dan gemuruh letusan Krakatau terdengar sampai radius lebih dari 4.600 km hingga terdengar sepanjang Samudera Hindia, dari Pulau Rodriguez dan Sri Lanka di barat, hingga ke Australia di timur.
Letusan tersebut masih tercatat sebagai suara letusan paling keras yang pernah terdengar di muka bumi. Siapapun yang berada dalam radius 10 kilometer niscaya menjadi tuli sementara.
Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru.
Dan bencana yang masih lekat dalam ingatan adalah tsunami Aceh 2004. Lindu 9,1 SR memicu gelombang raksasa yang menyapu sejumlah pantai di Samudera Hindia hingga ketinggian 30 meter.
Tidak hanya Indonesia (Aceh), gelombang tsunami tersebut juga menghantam Thailand, pantai Barat Semenanjung Malaysia, Sri Lanka, India, hingga Pantai Timur Afrika. Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, tercatat sebagai negara terparah yang terkena dampak tsunami. Sebanyak 230 ribu orang tewas.
Jika ini takdir, bahwa Indonesia yang subur dan kaya sumber daya alam adalah wilayah berbahaya yang rawan bencana, pilihan ada di tangan kita: belajar dan bersiap atau menjadi bebal.
(Liputan6)
ConversionConversion EmoticonEmoticon